Kisah Nyata Perjalanan
Hidup Seseorang Anak Jalanan
kisah nyata
perjalanan hidup seorang anak jalanan yang bernama Siswandi, yang kini sukses
menjadi presiden direktur dari sebuah lembaga pendidikan bimbingan belajar yang
menitikberatkan pada sisi sosial bagi kalangan menengah ke bawah.
Berbagai macam
rasa telah ia rasakan, pahit, getir, luka, perih, miris, terhina, tanpa
harapan, semua fase kehidupan yang tidak enak sudah ia lewati. Saat ini
semuanya berbuah kesuksesan. Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup
untuk melukiskan penderitaan Siswandi. Jangankan sekolah, untuk makan dan
bertahan hidup pun harus berjuang dalam keperihan.
Sudah sering ia
harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung,
perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demi sesuap nasi, sering saya harus
menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal
suram buram yang ia alami sepanjang ia menggelandang di jalanan. Di jalanan
yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi
hukum rimba yang mengandalkan kekuatan fisik.
Siapa yang kuat,
dialah yang menang. Saat itulah ia hanya berusaha untuk menjadi orang kuat
dalam versinya demi mempertahankan hidup di jalanan. Pekat dan suramnya
kehidupan, sering pula membuat ia ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Seperti
sebuah lentera yang ia tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran
sederhana dan lugu yang ia miliki. Siswandi tidak pernah berpikir banyak
tentang halangan dan rintangan tersebut.
Keinginannya hanya satu, bisa makan demi
mempertahankan kehidupannya agar terus berjalan. Ia tidak mau mati konyol. Ia
merasa harus berjuang dan harus menjadi kuat.
Kini, semua
halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata,
pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah. Dulu, dengan segala
kepahitan yang ia alami sebagai anak jalanan, ia hanya merasakan betapa
pedihnya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
Betapa tidak
menyenangkannya menjadi anak jalanan. Salah satu kategori ‘orang-orang buangan’
yang tidak memiliki harapan dan masa depan. Penulis berharap mudah-mudahan
dengan membaca kisah hidup Siswandi, semakin banyak orang yang mau mengubah
hidupnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Sesungguhnya, kesuksesan dan
kebahagiaan tergantung pada diri kita masing-masing. Tidak tergantung pada
orang lain. Apapun latar belakang kita, sukses adalah hak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar