Sistem informasis
Geografis (SIG) tidak dapat dipisahkan dengan basis data, sebab SIG sendiri
memerlukan data (spasial dan atribut ) yang disimpan di dalam basis data
spasial dimana data atribut terdapat didalamnya. Selain itu, semua perangkat
SIG-pun secara inherent telah dilengkapi dengan kemampuan dalam mengelola basis
data.
Beberapa fakta
mengenai pengembangan sistem SIG yg telah mendapatkan dukungan DBMS adalah
sebagai berikut:
1. Biaya pengadaan
DBMS telah mendominasi secara garis besar biaya keseluruhan perangkat lunak
sistem-sistem termasuk SIG.
2. DBMS banyak
memiliki fungsi-fungsi yang diperlukan oleh sistem perangkat SIG
Terdapat 2
pendekatan untuk mengunakan DBMS di dalam SIG:
1. Pendekatan solusi
DBMS total, yaitu semua data spasial dan non spasial diakses melaui DBMS
sehingga data” tersebut harus memenuhi asumsi” yang telah ditentukan oleh
perancang DBMSnya.
2. Pendekatan solusi
kombinasi, yaitu tidak semua data tabel” atribut berikut relasi”nya diakses
melalui DBMS karena data” tersebut telah sesuai dengan modelnya.
Contohnya ARC/INFO biasanya mengadopsi dua basis data yang secara khusus
dirancang untuk data spasial ARC/INFO dan yang kedua untuk data non
spasial yang dikelola oleh sistem basisdata yang khusus dirancang untuk data
non spasial.
Untuk membawa dunia
nyata ke dalam SIG, harus digunakan model data, dari model dunia nyata kemudian
dikonversikan ke dalam model data dengan mengunakan elemen” geometri dan
kualitas, kemudian di transfer ke dalam bentuk basis data yang dapat menangani
data” digital yang dapat di presentasikan ke dalam bentuk peta dan laporan.
MODEL BASIS DATA
Model basis data
menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan dalam basis data. Beberapa
literatur menggunakan istilah struktur data logis untuk menyatakan keadaan ini.
Model dasar yang paling umum ada 3 macam, yaitu :
·
Model Basis Data Relasional
Perbedaan penekanan
para perancang sistem SIG pada pendekatan basis data untuk penyimpanan
koordinatkoordinat peta dijital telah memicu pengembangan dua pendekatan yang
berbeda dalam mengimplementasikan basis data relasional di dalam SIG.
Pengimplementasian basis data relasional ini didasarkan pada model data hybrid
atau terintegrasi
·
Model Data Hybrid
Langkah awal pada
pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme
penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi,
tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik).
Berdasarkan hal ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files
sistem operasi direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output,
sementara data atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang
standar.
·
Model Data Terintegrasi
Pendekatan modael data
terintegrasi juga dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengelolaan basis
data (DBMS) spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor.
Kebanyakan implementasinya pada saat ini adalah bentuk topologi vektor dengan
tabel-tabel relasional yang menyimpan data-data koordinat peta (titik, nodes,
segmen garis, dl.) bersama dengan tabel lain yang berisi informasi topologi.
Data-data atribut disimpan di dalam tabel-tabel yang sama sebagai basis data
map feature (tabel internal atau abel yang dibuat secara otomatis) atau
disimpan di dalam tabel-tabel yang terpisah dan dapat diakses melalui operasi
relasioanl “JOIN”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar