Wacana Bahasa Indonesia ilmiah,semi
ilmiah dan non ilmiah
Wacana Ilmiah
Wacana Ilmiah adalah tulisan yang
berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa
tulis yang formal dengan
sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Dalam tataran ilmiah, bahasa
Indonesia sangat wajib diperlukan terutama dalam penulisan karya ilmiah, sehingga
bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan agar pemahaman bahasa dalam satu
paragraph ke paragraph lainnya dapat dimengerti.
Bahasa indonesia yang baik
seharusnya sudah di tanamkan sejak dini, agar anak-anak dapat berbahasa dengan
baik dan sopan. Sekarang ini kebanyakan bahasa telah mulai dipersalahgunakan
oleh banyak orang, yang menggunakan bahasa tersebut tidak pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerancuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya
sejak dini kita harus membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar
sehingga pemanfaatan bahasa dapat di rasakan dengan baik oleh semua pihak.
Wacana Semi Ilmiah
Wacana semi-ilmiah adalah tulisan
yang berisi informasi faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal,
tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena
sering “dibumbui” dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.
Contoh bahasa dalam tataran semi
ilmiah
KabarIndonesia – Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan, melaui dinas pekerjaan umumnya (DPU) terus
mempermulus jalan-jalan trans propinsi yang ada dikabupaten Tanah Bumbu itu.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya tersebut, sangat terasa
manfaatnya oleh masyarakat.
“Khususnya para pengguna jalan
trans provinsi, baik yang dari Banjarmasin menuju Batulicin dan Kotabaru,” kata
Fadli MHM, yang kesaharian sebagai pengemudi angkutan penumpang Banjarmasin –
Batulicin PP.
“Dulu, sebelum jalan ini
diperbaiki, dari Batulicin menuju Banjarmasin bisa memakan waktu hingga 7 jam
perjalanan. Tetapi sekarang bisa ditempuh cukup dengan 5 jam saja,” ujar Fadli.
Wacana Non Ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah satu ciri
yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan.
Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat
sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting
dsb.
Contoh penggunaan bahasa dalam
tataran non-ilmiah
AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar